Sabtu, 15 September 2012

Silsilah Sultan2 Pahang-Aceh-Inderapura

(0067) PAHANG DI BAWAH TAKLUK RAJA ACEH (1618-1641M)

1615M
RAJA BUJANG (Putera SULTAN ALAUDDIN RIAYAT SHAH III - Raja Johor-Riau) telah dihantar untuk menerajui TAKHTA PAHANG menggantikan Putera Sultan Abdul Ghafur Muhiyuddin Shah (SP XII, 1592-1614M) yang merampas kuasa.

1618M
SULTAN ISKANDAR MUDA DERMA WANGSA PERKASA ALAM SHAH (Raja Aceh Ke-22, 1607-1636M) telah menyerang PEKAN (Hilir Pahang), dan menakluk Pahang setelah RAJA PAHANG kalah berperang. Meskipun begitu, sewaktu serangan dan penaklukan Pahang oleh RAJA ACEH ini, ULU PAHANG, khasnya JELAI dan LIPIS di bawah pemerintahan SERI MAHARAJA PERBA@MAHAJA PERBA tidak tergugat sama sekali kerana lokasi Ulu Pahang yang terlalu jauh di pedalaman lagi penuh berbahaya.



FOTO 1 :
SULTAN ISKANDAR MUDA DERMA WANGSA PERKASA ALAM SHAH
RAJA ACEH KE-22, 1607-1636M

Natijah buruan Aceh, RAJA BUJANG (RAJA PAHANG - keturunan Raja Johor-Riau) sempat melarikan diri ke PULAU LINGGA. Ayahanda mertua baginda, SULTAN AHMAD@RAJA ABDULLAH (SP XI, 1590-1591M), dan puteranya RAJA MUGHAL serta 10,000 RAKYAT PAHANG telah dibawa ke ACEH.

Serangan dan Penaklukan oleh ACEH terhadap HILIR PAHANG, terutama KOTARAJAPEKAN menyebabkan ramai para Pembesar Pahang, para Pahlawan@Panglima Pahang, dan rakyat jelata yang terbunuh di samping 10,000 orang rakyat Pahang dibawa ke ACEH. Sebahagian rakyat HILIR PAHANG juga tidak diragui lari menyelamatkan diri ke ULU PAHANG menyusur Sg. Jelai dari TEMBELING mudik ke hulu mauk ke wilayah pemerintahan SERI MAHARAJA PERBA@MAHARAJA PERBA@TO' RAJA, dan menyebabkan jumlah rakyat di ULU PAHANG semakin ramai.

Waktu ini jugalah SERI MAHARAJA PERBA@MAHARAJA PERBA dipecayai memperkuatkan benteng pertahanan Ulu Pahang, khasnya di JELAI dengan melatih Pahlawan-Pahlawan Jelai yang gagah perkasa. Waktu ini jugalah pelbagai jenis PENCAK SILAT diajar dan dikembangkan oleh Mahaguru-Mahaguru Silat.

1620M

PUTERI SAFIATUDDIN, puteri hasil perkahwinan SULTAN ISKANDAR MUDA-PUTERI SENDI RATNA INDRA kemudiannya dikahwinkan dengan RAJA MUGHAL (Putera Pahang).

1621M
Setelah menjadi menantu Sultan Iskandar Muda, RAJA MUGHAL (Putera Pahang) diangkat menjadi PUTERA MAHKOTA ACEH.

Lewat peristiwa ini, SULTAN ISKANDAR MUDA telah menikahi PUTERI KAMALIAH@JAMALIAH (Permaisuri Sultan Ahmad - Pahang) setelah Sultan Ahmad bersetuju untuk menceraikan isterinya, manakala SULTAN AHMAD - PAHANG pula bersetuju untuk menikahi PUTERI SENDI RATNA INDRA (Permaisuri Sultan Iskandar Muda) setelah Raja Aceh itu menceraikan isterinya.

Sebagai bukti cinta SULTAN ISKANDAR MUDA kepada PUTERI PAHANG, yakni PUTERI KAMALIAH@JAMALIAH, Baginda telah membina sebuah TAMAN yang dikenali sebagai BANGUNAN GEGUNONGAN@TAMAN PUTERI PAHANG.




FOTO 2 : TAMAN PUTERI PAHANG - BANDA ACHEH

Dalam hal ini, tidaklah berlebih-lebihan dikatakan bahawa sebahagian daripada nenek-moyang penduduk Aceh sekarang (abad ke-21M) terdiri daripada RAKYAT PAHANG yang ke Aceh itu. Justeru, sejak abad ke-17M bermulalah hubungan SOSIO-POLITIK dan SOSIO-BUDAYA antara ACEH-PAHANG.

1636M
RAJA MUGHAL (Putera Pahang) telah didaulatkan sebagai RAJA ACEH kE-23 dengan gelaran SULTAN ISKANDAR THANI (1636-1641M). Baginda seorang raja yang adil, berilmu dan kebijaksanaannya bersandar kepada Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW.

1641M
SULTAN ISKANDAR THANI - RAJA ACEH mangkat, dan jenazah baginda disemadikan dI MAKAM RAJA-RAJA SEMENANJUNG TANAH MELAYU (Berhampiran dengan TAMAN PUTERI PAHANG).

Jumat, 14 September 2012

Gempa Kembali Kejutkan Padang

 Provinsi Sumatra Barat
Gempa Kembali Kejutkan Padang
BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Padang Today  Berita Peristiwa  Jumat, 14/09/2012 - 12:51 WIB  andri mardiansyah  776 klik
Gempa Kembali Kejutkan Padang
Pasca Banjir Bandang yang menghantam sebagian Kota Padang Rabu (12/9) lalu yang membuat kecemasan sebagian warga Kota Padang, kali ini warga kembali dikejutkan dengan goyangan gempa yang terjadi sekitar pukul 11.51 Wib Jumat (14/9). Sumber Gempa diketahui berasal dari 162 km Tenggara Kepulauan Mentawai dengan kekuatan 6.1 Sr, kedalaman 83 Km, koordinat 3.51 LS dan 100.32 BT.

Dijelaskan Try, Staf Analisa Kegempaan BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Gempa yang berada di 162 Km Tenggara tersebut berada dekat dari Pulau Pagai selatan Kepulauan Mentawai dan tidak berpotensi Tsunami, namun demikian diharapkan kepada semua Masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan adanya gempa susulan.

"Gempa yang dirasakan tidak berpotensi Tsunami, kemungkinan gempa susulan ada namun semua masyarakat harus tetap waspada mengingat sumbar memang rentan akan bencana kegempaan,"ujar Try, Jumat (14/9).

Pantauan dilapangan seputaran Ulak Karang, walau gempa dirasa tidak terlalu kuat namun cukup membuat kecemasan sebagian Warga Kota Padang, apalagi baru beberapa hari lalu banjir bandang melanda kota padang,"kita cukup merasakan goyangan gempa, walau ada kekhawatiran akan adanya gempa susulan yang lebih besar, namun kita tetap tenang dan waspada, kita juga telah belajar dari pengalaman yang sudah-sudah,"tutur Sari, dan kasyanto, warga Ulak Karang Padang.

Walau Gempa dirasa tak begitu kuat dan tidak berpotensi Tsunami, BMKG Padang panjang tetap menghimbau kepada semua lapisan Masyarakat untuk tetap waspada terhadap segala kemungkinan yang bisa saja terjadi, Gempa Skala kecil bukan tidak berpengaruh apa-apa namun semua tetap harus waspada agar dampak yang ditimbulkan apabila ada gempa susulan dapat segera diantisipasi. (*)
[ Red/web administrator]-Selengkapnya di PadangEkspres,Posmetro padang, Rakyat Sumbar

Kamis, 13 September 2012

Perenang Sumbar Pecahkan Rekor PON Yosita Raih Emas dan Perak Pertama

Perenang Sumbar Pecahkan Rekor PON
Yosita Raih Emas dan Perak Pertama
Padang Ekspres • Senin, 10/09/2012 11:05 WIB • GANDA CIPTA • 1154 klik
Perenang Sumbar, Yosita (tengah)
Pekanbaru, Padek—Dahaga Sumbar akan medali, akhirnya terobati. Kontingen Ra­nah Mi­nang pa­cah ta­lua me­dali dari no­mor aqua­tic, lewat pe­renang an­dalan Pa­tri­sia Yosita Hapsari. Yang mem­bang­gakan, perenang asal Ambacang Swim­ming Club ASC) itu, tidak hanya me­raih medali emas bagi Sumbar, ta­pi sekaligus memecahkan re­kor Pekan Olahraga Nasional (PON). Selain emas, kemarin, Yo­sita juga meraih satu medali pe­rak.

Sayangnya, sukses pe­re­nang yang ditangani pe­latih ‘bertangan di­ngin’ Andre Mardian itu, tidak diikuti atlet Sumbar lain­nya. Akibatnya, hing­ga hari kemarin (9/9), kontingen Tuah Sakato harus puas di peringkat ke-9 klase­men perolehan medali sementara dengan 1 emas, dan 1 perak.

Puncak klasemen sementara ditempati kon­tingen Jawa Barat dengan 3 emas, 3 pe­rak, dan 4 perunggu, disusul Jawa Timur (3 emas, 3 perak, 1 perunggu), dan DKI Jakarta (2 emas, 3 perak, dan 1 perunggu).

Medali emas Yosita itu, me­mang sudah diprediksi sebelum­nya. Berlomba di Aquatik Centre Rumbai, Yosita merajai no­mor andalannya 100 meter gaya be­bas putri sejak penyisihan. Yo­sita mengukuhkan dirinya seba­gai yang terbaik di nomor itu, se­telah di final mencatat waktu ter­baik 00.58.09.

Dia mengalahkan perenang an­dalan Jawa Timur yang lebih di­favoritkan meraih medali emas, Enny Suliaswati yang ha­nya men­catat waktu 00.58.39. Se­­mentara tempat ketiga ditem­pa­ti Khatriana dari DKI Jakarta yang finis dengan waktu 00.59.32.

Tidak sekadar meraih me­dali emas, namun Yosita juga memecahkan rekor PON yang dibuat Nancy Suryaatmadja pada PON Kaltim 2008. Rekor Nancy sendiri 00.58.71. Selain itu, kebanggaan lain yang patut di­syukurinya adalah mampu me­­ngalahkan Enny yang me­ru­pakan pemegang rekor na­sional dengan catatan waktu 00.57.14.

Sementara itu, raihan perak di­dulang Yosita dari kayuhan no­mor 200 meter gaya ganti per­orangan putri. Pada nomor ter­se­but dia mencatat waktu 02.25.53. kalah empat detik le­bih dari Perenang Jabar Ressa Ka­nia Dewi yang mencatat wak­tu 02.21.52. Catatan Ressa itu ju­g­a memecahkan rekor PON yang dicatat Elfira Rosa Na­sution pa­da PON 1996 Jakarta degan ca­tatan waktu 02.22.52. Se­dang­kan medali perunggu di nomor ini diraih Fibriani R Marita (Ja­tim) dengan catatan waktu 02.26.85.

Seusai bertanding, kepada wartawan Yosita mengaku baha­gia karena bukan saja emas per­tama untuk Sumbar, tapi juga emas pertama bagi dirinya sen­diri di ajang PON. “Emas ini saya per­sembahkan terutama sekali un­t­uk kedua orangtua saya. Ini juga emas buat seluruh mas­ya­rakat Sumbar,” ujarnya.

Harapan emas dari kolam renang tidak berakhir sampai di sini. Sebab, Yosita sendiri masih akan turun pada empat nomor lagi, yakni 400 meter gaya bebas, 400 meter gaya ganti, 50 meter ga­ya bebas, dan 200 meter gaya be­bas. “Nomor utama saya sebe­nar­nya ada pada 200 meter gaya bebas. Saya harap besok (hari ini, red) akan bisa mendapatkan emas pada nomor tersebut,” tu­turnya. Hari ini, selain akan tu­run pada nomor 200 meter gaya bebas, dia juga akan turun pada 50 meter gaya bebas.

Ketua Umum KONI Sum­bar, Syahrial Bakhtiar yang ikut me­nyaksikan perlombaan, me­ngucapkan syukur atas keber­hasilan Yosita. “Mudah-mudahn ini bisa membuat kontingen Sumbar bisa lebih bersemangat lagi. Dan saya berharap dia kem­bali meraih emas pada per­tandingan besok (hari ini, red),” kata Syahrial.

Bonus Spontan

Atas keberhasilannya itu, Yo­sita langsung mendapat kucu­r­an bonus. Secara spontan, saat me­ngunjungi Yosita di belakang po­dium penyerahan medali, Syah­rial memberi dua ikat pe­nuh uang pecahan Rp 50 ribu atau sebanyak Rp 10 juta.

Tak hanya itu, Wakil Ketua Umum III KONI Sumbar yang juga Ketua Umum Ambacang Swimming Club, Sengaja Budi Syukur juga memberikan bonus kepada Yosita sebesar Rp 5 juta.
Budi Syukur mengaku terha­ru dengan prestasi perenang bi­naannya tersebut. ”Dengan hasil yang diraih Yosita, sekaligus mem­pertahankan tradisi emas per­dana Sumbar yang disum­bang­kan perenang asal Am­ba­cang Swimming Club,” ung­kap Budi dengan suara ber­getar karena haru.

Pada PON Kaltim 2008 lalu, emas Sumbar juga terlahir dari ca­bang renang. Waktu itu, diper­sem­bahkan perenang Am­ba­cang Swimming Club lainnya, Harizal. Sayangnya, pada PON kali ini, Harizal belum mampu bi­cara banyak. Pahlawan PON Sum­­bar di PON Kaltim lalu yang per­nah menghuni Pelatnas Re­nang itu, kemarin, hanya mam­pu finis di urutan ketujuh de­ngan catatan waktu 02.18.58 saat turun pada nomor 200 me­ter gaya punggung putra.

Pada nomor itu, perenang Riau asal Bali,  Gede Siman Su­dar­tama menjadi yang terbaik de­ngan catatan waktu 02.05.01. Pe­rak diraih Ricky Anggawijaya (Ja­bar) dengan catatan waktu 02.08.95. Sedangkan perunggu di­raih Putu Takahide Valentino (Ba­li) dengan catatan waktu 02.12.23.

Selain renang, cabang lain yang bisa menjadi tempat Sum­bar mendulang medali adalah ca­bang atletik. Harapan itu akan di­ketahui hasilnya hari ini. Sprin­ter Lusiana Satriani turun pada final nomor 200 meter putri.

Walau peluang menyabet emas berat, tetapi Lusiana opti­mis­tis memberikan yang terbaik ba­­gi kontingen Sumbar. Soal pe­luang Lusiana, diakui salah se­orang pelatih Sumbar, Anwar sa­ngat berat. Pasalnya, pelari na­sional akan menjadi lawan­nya, seperti Irene, Dedeh Hera­wati dan lainnya. (*)

Rakyat SUMBAR

RAKYAT SUMBAR
Aneh, Database Korban Gempa Hilang
Padang Ekspres • Kamis, 13/09/2012 10:34 WIB • • 203 klik
-
Padang, Padek—Validasi data korban gempa di Padang dan Agam masih terkendala. Sebab, database korban gempa di dua daerah tersebut tidak lengkap, bahkan hilang. Akibatnya, fasi­litator harus kembali melakukan validasi data  pada seluruh korban gempa sehingga memakan waktu lama.

Kepala Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Sumbar, Zulfiatno menyebutkan, untuk dana gempa tahap IV ini, Sumbar mendapatkan bantuan Rp 300 miliar untuk empat kabu­paten/kota. Yaitu, Pa­dang­paria­man, Padang, Pasaman Barat dan Agam. “Untuk Padangpariaman dan Pasbar, validasi data korban gempa sudah 100 persen. Se­dangkan Padang, baru 50 persen dan Agam 75 persen,”ujarnya.

Untuk Pasbar dan Pa­dang­pariaman, kini dalam tahap pen­cairan. Dana gempa tahap IV sudah ditransfer pusat ke pejabat pembuat komitmen (PPK) di dae­rah. Diperkirakan pada minggu depan, dana tersebut sudah masuk ke rekening pokmas. Dari Rp 167 miliar yang akan disalurkan, se­banyak Rp 140 miliar sudah ter­sedia dan segera disalurkan me­lalui PPK.

Insya Allah minggu depan sudah ditransfer ke rekening  pok­mas. Sisanya Rp 27 miliar akan diusulkan kembali ke Badan Na­sional Penanggulangan Bencana (BNPB). Masih adanya masyarakat yang belum mendapatkan dana gempa di Padangpariaman, ini dikarenakan  pembentukan pok­masnya terlambat dibanding lo­kasi lain,” jelasnya.

Dia menjelaskan, Padang dan Pasbar terlambat me­nerima bantuan gempa karena masih menunggu kelengkapan data pokmas. Sebagian data awal korban gempa tidak ada lagi di tingkat kelurahan atau di kecamatan.

“Karena itu, fasilitator ha­rus melakukan pendataan ulang terhadap seluruh rumah yang diinformasikan terkena gempa.

Biasanya 1 fasilitator hanya menangani 4 pokmas atau 80 unit rumah. Tapi karena tidak ada database, fasilitator harus melakukan pendataan satu per satu sehingga memakan waktu lama,” ulasnya.

Zulfiatno mengatakan, un­tuk dana gempa tahap IV, kor­ban gempa yang men­da­pat­kan bantuan sebanyak 28.­473 KK. Dengan rincian, Pa­dang 7.225 KK, Padang­paria­man 11.147 KK, Agam 8.003 KK dan Pasbar 2.098 KK. Total bantuan se­besar Rp 400 miliar.

Sesuai juknis BNPB, dae­rah tidak boleh menambah kuota data yang telah ada. Sebab, dana yang telah dia­lo­kasikan telah disesuaikan de­ngan jumlah korban gempa penerima.

“Jika ada korban gempa yang masih tercecer dalam pendataan tahap IV dan itu dapat dibuktikan keben­aran­nya, maka tidak menutup ke­mung­kinan PJOK akan kem­bali mengirimkan data itu ke pusat untuk mendapatkan bantuan. Tapi jika dana di BNPB sudah tak tersedia dan provinsi bisa menalangi dana itu, tak mustahil juga nanti dibantu provinsi. Jadi  hak korban gempa yang tercecer tetap diakomodir,” ucapnya.

Pada pencairan dana gem­pa tahap I, sedikitnya  7.000 KK telah mendapatkan ban­tuan. Tahap II sebanyak 144 ribu KK dan tahap III 23 ribu KK. Total dana yang telah disalurkan dari tahap I sampai III sebanyak Rp 2,4 triliun. Rencana semula, alokasi dana gempa hanya untuk Rp 182 ribu KK.

Kepala PJOK Padang Asnul Zainal Abidin mem­be­narkan Padang belum tuntas me­la­kukan validasi data kor­ban gempa. Alasannya, database gempa tidak lengkap, bahkan ada lurah yang tidak men­ye­rah­kan database. “Baru 50 persen validasi data ter­hadap korban gempa yang bisa kami lakukan,” tuturnya. (ayu)
[ Red/Administrator ]